Kamis, 29 April 2010

Teknik Panning Fotografi

Panning adalah cara lain untuk memberikan kesan gerak pada foto. Ketika melakukan teknik ini, Anda mengikuti subjek selama pergerakan. Jika terlaksana dengan baik, hasilnya menjadikan subjek menjadi relatif lebih tajam dibandingkan dengan backgroundnya yang hampir sepenuhnya blur. Jarang dihasilkan subjek yang sepenuhnya tajam. Namun, beberapa bagian subjek yang mengalami blur justru memperkuat kesan gerak dari foto.

Pada artikel ini kita akan share tentang teknik membuat foto panning. Biar tidak membosankan dan lebih mudah dipraktekkan artikel ini hanya akan disampaikan trik-triknya secara singkat..(klo ada yg salah, mohon koreksi)

Sebelumnya teknik ini sudah saya gunakan, dan hasilnya bisa dilihat pada foto diatas.

Tipsnya :
1. Bawa Lensa ( hehe..), maksudnya lensa kit aja gpp..uda oke..
2. Usahain Motret pagi hari atau sore hari..(ya skitar jam 9 pagi atau diatas jam 3 sore ) kenapa ga siang aja ?? silahkan aja siang, paling anda ntar hitam, cuaca batam ga menentu..
3. Cari objek yg menarik ( tentuna object dengan kecepatan yang sudah diperkirakan), misalnya jaguar, Kawasaki, GTO, atau becak metal..
4. Set iso rendah, di nikon paling rendah biasana 200, canon klo ga salah 50
5. Set Speed Priority ke 1/10 - 1/125 ( extrim cahaya)
6. KLo ttp ngotot moto siang2, bawa filter ND

Trik na neh :
1. Cari object yg melewati tempat teduh, misalnya bawah pohon atau bangunan
2. klo mo mudah, setting fokus ke AF-C, klo canon saya ga taw, hehe..
3. klo mo ribet, Keker objectna, ikutin pergerakan object, lock, jepretttt..
4. Kemungkinan hasilnya akan shake kalo baru-baru mulai, silahkan pake tripod atau putar pergerakan badan setengah stop..

dari rekan2 pasti py trik yg lebih mantap, silahkan berbagi..next time saya coba sharing tentang teknik bulb..

Artikel by : Igi Shelshock

Rabu, 28 April 2010

Mengungkap Rahasia Foto Bagus

Tulisan ini merupakan saduran dari artikel di photosecrets.com, aku menyukainya dan lebih suka membacanya dalam bahasa sendiri, dengan gaya sendiri. Awalnya aku publikasikan di thread forum, namun untuk kemaslahatan bersama aku pindahkan ke halaman artikel. Mudah-mudahan bermanfaat, khususnya bagiku dan pemula lainnya, dan bagi para senior yang fotonya tentu bagus-bagus, aku minta maaf, karena sebagian rahasia anda menjadi tidak rahasia lagi. Tetapi tentu saja, tanpa latihan dan usaha yang gigih, artikel ini hanya akan menjadi kisah nyata yang biasa kita baca di surat kabar.


Kita punya teman bernama fotografi, teman sempurna dalam berpergian, dinas ke daerah, ziarah, piknik, mudik atau mendaki bukit. Fotografi bikin kita percaya diri jelajahi tempat yang kita kunjungi, orang-orang yang kita jumpai; fotografi bikin perjalanan jadi lebih berarti, dan bersamanya kita nikmati asyiknya mencintai seni. Fotografi membuat kita lebih bersyukur atas anugerah penglihatan dan kesempatan melihat tanda-tanda keagungan Ilahi. Nikmat yang tak dapat diukur dan ditakar.

Fotografi menjadi alasan kuat untuk aktivitas kita, pergi mengunjungi berbagai tempat yang sebelumnya tak punya niat, pulang telat, membeli alat, dst. Hasrat membara untuk dapatkan bidikan yang mantap mendorong kita bersusah payah mengeksplore sebuah tempat hingga semak belukar, memutar-mutari apa yang akan kita ambil gambarnya, mencari-cari sudut pengambilan untuk menemukan keunikan dan keindahan yang tak terlupakan, kadang pencarian ini juga beresiko fatal jika tidak dilakukan dengan hati-hati dan perhitungan nalar.

Menemukan viewpoint terbaik adalah perisitiwa besar, jantung anda berdebar, lama mata anda menatapnya dengan berbinar, anda mungkin berpikir, apakah ini waktu yang tepat untuk mengambil gambar, anda mungkin akan mendirikan tenda dan menunggu moment terbaik dari waktu ke waktu, dari fajar hingga asar, dari Maret hingga Desember. Anda menjadi seorang yang ulet dan sabar.

Ketika anda menekan shutter release
, anda mengikat sebuah jalinan pribadi yang manis dengan tempat dan orang-orangnya. Anda di sana . Fotografi melindungi kenangan perjumpaan anda dengan apa yang ada di dalamnya. Lalu kita perlihatkan kepada yang lain tentang tempat dan suasana yang menarik di mana kita pernah di sana , pemandangan yang menakjubkan, orang-orang yang mengagumkan. Jiwa anda pun tergambar.

Gambar-gambar suka mempengaruhi pikiran kita, suka menggoda kita, memaksa kita untuk bermain di dalamnya atau berimajinasi dengannya. Foto-foto yang kita buat dapat mendorong orang lain untuk ingin mengalami sendiri keindahan atau keasyikan yang disajikan foto tersebut. Tentu saja, foto pemandangan yang indah dan model yang seksi akan membangkitkan keinginan dan imajinasi yang berbeda. Keinginan yang timbul tanpa sadar.

Siapa saja bisa menjadi anggota fotografer.net. Artinya siapa saja bisa memotret. Dengan tambahan pikiran kreatif dan usaha yang tak kenal surut, anda dapat menciptakan gambar hebat yang menunjukkan kreasi dan interpretasi anda terhadap apa yang anda lihat dan jepret. Memang kecepatan dan percepatan pencapaian tiap orang akan berbeda, satu bisa terkejar yang lain, tetapi tak apa itu wajar. Tak usah gusar.

Untungnya, bagus tak perlu mahal, foto bagus bisa dibuat dengan peralatan minimalis dan sedikit pengetahuan data teknis. Rahasianya adalah melihat secara artistik dan kritis. The art of seeing. Bisikanlah pertanyaan ini di dalam hati: Apa yang saya lihat, dan bagaimana saya melihatnya? Sebuah foto bagus punya kualitas yang menunjukkan keahlian, rasa seni, ketertarikan, dan kepribadian dari fotografernya. Maka kita bisa tahu foto bagus siapa. Tapi tak bisa tahu foto jelek siapa, tanya kenapa?


Apa yang Membuat Foto Bagus?

Foto bagus adalah foto yang berisi pesan. Pesan bisa berupa pernyataan (�Inilah Danau Toba�), kesan (�Suasana Senja di Danau Toba�), atau ungkapan emosi (�Jatuh Cinta di Danau Toba�). Pesan yang bagusadalah pesan yang jelas, tegas dan efektif. Tapi bagaimana?

Pesan butuh sebuah subjek. Tentang apa yang ingin anda sampaikan. Itu bisa saja berupa seorang yang anda kenal, pemandangan, atau bentuk-bentuk abstrak. Subjek adalah pusat POI dan biasanya ditempatkan di foreground. Lalu kita menyusun pesan dengan memasukkan bagian kedua, yakni context, seringkali berupa background. Context memberikan relevansi, keberadaan, lokasi subjek, atau minat lainnya. Pesan adalah kombinasi dua elemen � subjek dan context, foreground dan background � yang menceriterakan pesan tersebut.

Seperti pentingnya mengetahui apa saja yang perlu dimasukkan ke dalam pesan, kita juga perlu tahu apa yang tak perlu dimasukkan ke dalam pesan. Apasaja yang bukan bagian dari subject atau context dari pesan yang kita buat, maka itu hanyalah duri atau beling yang mengganggu, menggores-gores foto dan membuat pesan kita menjadi tidak jelas. Jadi kurangi bagian-bagian yang tidak relevan di sekitar POI � biasanya dengan beringsut lebih dekat ke arah subject, atau berpindah untuk mendapatkan viewpoint yang lebih baik � dan membuat bidikan yang jelas dan bersih. Seorang pelukis menciptakan seni dengan penambahan � menambahkan apa yang dia lukis � sementara fotografer menciptakan seni dengan pengurangan � mengurangi bagian-bagian yang tidak perlu.

Resep untuk sebuah foto yang bagus adalah:
"Sebuah latar depan, sebuah latar belakang, dan tidak ada yang lain."



Apa yang Membuat Foto Luar Biasa?

Foto luar biasa langsung memukau mata. Sementara pepatah bilang: picture may say a thousand words , maka foto luar biasa hanya mengatakan satu kata saja: �Wow!�

Foto luar biasa adalah karya seni. Ia merekam semangat dari subjek dan membangkitkan emosi. Bob Krist menyebutnya �The Spirit of Place.� Anda juga dapat menggunakan trik-trik gamblang untuk membuat terpesona pengunjung galeri foto anda. Mari kita lihat bagaimana caranya.

Sebuah gambar adalah sebuah taman bermain, terdapat tempat-tempat di mana mata kita mengembara dan mengamati, juga ruang di mana mata kita beristirahat dan relaks. Ketika kita pertama melihat sesuatu, kita bersikap untuk tidak terpengaruh. Mata kita lalu secara alami menemukan cahaya, area terang, dan mencari orang, biasanya pada mata dan mulutnya. Apakah kita tahu orang yang ada di dalam gambar? Apa yang mereka rasakan dan bagaimana hal tersebut berhubungan dengan kita? Apakah mereka tergambar memperhatikan pada sesuatu? Jika begitu, apakah kita mengenalinya (sebuah bangunan, sebuah landmark) dan seperti apa ia? Tentang apakah gambar tersebut? Apa subjek atau tujuan utamanya? Seberapa besar subjeknya? Kita menentukan skala dengan membandingkan elemen-elemen dengan sesuatu yang kita ketahui ukurannya, seperti orang, binatang, atau mobil. Sekali kita selesai mengamati orang dan elemen-elemen yang berkaitan, kita melanjutkan perhatian kita ke elemen-elemen yang lebih abstrak.

Pertama kita memperhatikan warna atau tone subjek. Merah membara, biru nan tenang, hijau natural, hitam mencekam. Lalu kita melihat bentuk. Kurva lembut, sudut kaku, garis-garis yang menyapu. Bagaimana cahaya mengenai subjek memberikan bayangan halus bentuk tiga dimensinya. Anda, sebagai fotografer, dapat memanipulasi ini semua dengan mencari terang dan gelap, menggeser intensitas dari tone dan hue. Bagaimana mata terseret ke dalam gambar?

Bentuk membimbing kita pada tekstur, bagaimana subjek terasa dalam sentuhan. Lembutkah ia, haluskah ia, keras atau kasar? Apakah memiliki karakter dan kehangatan? Cara elemen-elemen disejajarkan dan dipengaruhi oleh cahaya yang sama, membuat kita mempertimbangkan kualitas dan keterkaitan mereka. Keseimbangan menuntun mata kita dari satu elemen ke elemen yang lain, meneliti kesatuannya, kontras, dan detailnya, setiap item menambah keasyikan ke item berikutnya. Apa keterkaitan satu sama lain dari semuanya itu?

Sebagai seniman, anda dihadapkan pada pilihan yang akan mengungkap sense of the art anda. Komposisi secara keseluruhan, proporsi layout, penyajian elemen-elemen lain yang penting, anda dapat menentukan feature mana yang anda butuhkan, dan apa yang terbaik untuk menegaskan pesan anda.

Resep untuk foto luar biasa adalah:
�Pertimbangkan bagaimana elemen-elemen berkaitan secara keseluruhan�.



Apa yang Membuat Foto Eye-Catching?

Kembali kepada sifat eye-catching dari foto luar biasa, berikut rahasianya, 4 kunci saja: kesederhanaan, warna, cahaya dan kedalaman.

Kesederhanaan : Kesederhanaan dalam seni juga dikenal dengan sebutan visual economy , yakni mengeliminasi semua elemen atau detail yang tidak perlu yang tidak ada kontribusinya pada semangat komposisi secara keseluruhan.


Kesederhanaan dapat dicapai dengan beberapa cara:

  • kurangilah jumlah dan tipe objek yang akan dibidik
  • memotret lebih dekat pada subjek, atau zooming bila lensanya bisa di-zoom
  • anda bisa juga menghilangkan elemen-elemen yang tidak perlu melalui jalur photoshop


Warna : Untuk menciptakan dampak pada foto anda adalah dengan mencari corak warna yang menonjol. Merahnya bunga, birunya langit, kuningnya senja, atau hijaunya dedaunan. Sekali lagi, kesederhanaan adalah kunci � cobalah untuk mengurangi jumlah dan tipe warna dalam bidikan anda untuk lebih memberikan dampak. Secara umum, sebuah foto sebaiknya hanya memiliki satu subjek utama dan satu warna utama. Konsentrasikan hanya pada satu dari tiga warna primer: merah, biru atau kuning. Tiga warna dominan ini sangat baik diseimbangkan dengan warna-warna komplemennya, yaitu: merah dengan hijau, biru dengan oranye, dan kuning dengan ungu.

Ada beberapa cara untuk menonjolkan warna, pertama adalah dengan menggunakan filter polarizer. Cara yang kedua dengan membatasi range gelap ke terang. Singkirkan area yang terlalu gelap atau terlalu terang dibandingkan dengan subjek utama anda. Cara ketiga dengan menggunakan slide film Velvia. Cara keempat: pilih waktu terbaik sesuai dengan maksud foto anda:

jam 5 : Fajar : warna pink, cahaya yang sangat halus dan kabut tipis untuk danau, sungai dan pemandangan.

jam 6 : Sunrise : Cahaya renyah, keemasan. Pas untuk subjek-subjek menghadap timur.

jam 10 � 14 : Tengah hari : tidak cocok untuk pemandangan dan motret orang, tetapi bagus untuk motret gedung-gedung dan monumen. Warna-warna bangunan dan detailnya terekam sangat baik.

jam 14 � 16 : Sore hari : Langit biru dengan polarizer.

jam 16 � 18 : Senja hari : Cahaya yang hangat, keemasan. Pas untuk subjek-subjek menghadap barat. Waktu terbaik untuk landscape dan orang, khususnya satu jam sebelum sunset.

jam 18 � 18.30 : Sunset : Langit yang indah, mulai 10 menit sebelum sunset sampai 10 menit sesudahnya.

jam 18.30 � 19.30 : Magrib : Foto malam yang indah, lampu-lampu sudah bernyalaan sedangkan langit masih nampak keunguan.


Cahaya : Pencahayaan yang baik seringkali menjadi kunci foto-foto juara. Penggunaan cahaya siang hari secara efektif dapat juga memperbaiki foto anda. Untuk mencapai foto seindah di �National Geographic�, fotolah ketika cahaya berwarna keemasan � muncul sesudah sunrise dan sebelum sunset, sering disebut �magic hours� di kalangan fotografer. Coba lihat lagi rincian dari waktu-waktu terbaik di atas.

Kedalaman : Sertakan rasa kedalaman pada foto anda. Kedalaman dapat dicapai dengan pengaturan DOF, penempatan elemen-elemen di dalam foto, dan pencahayaan.

Oleh: Huda M Elmatsani (Member FN)
Sumber : http://www.fotografer.net/isi/artikel/lihat.php?id=508


Efek in Cinema pada Fotografi

Saya suka banget bikin efek foto dengan campur tangan si Blur bukan Brur.... Nah efek cinema ini sudah dipastikan pake blur.. hasil nya nanti mungkin jadi seperti ini :

Movie Effect photoshop

Ayoo.. gimana? Mantep tho.. enak tho.. daripada naek busway kesasar.. hehehe

Pengen tau cara bikinnya ? ya udah langsung Action aja

Buka foto yang mau diedit..

saya gak pake foto diatas.. tapi pake foto anak saya lagi berenang..

cinema1

Duplikat layer dengan menekan CTRL + J ..

Di layer baru tadi klik Image > Adjustment > Hue/saturation

cinema2

Klik Image > Adjustment > Exposure

cinema3

Angka-angka di atas disesuaikan dengan gede gambarnya nanti..

Sekarang Duplikat lagi layer yang baru diedit tekan CTRL + J

Klik Filter > Blur > Lens Blur

cinema4

Klik Add Vector Mask

cinema5

Gunakan Brush Tool dengan warna Hitam.. Ini untuk mewarnai layer mask tadi dengan warna Hitam.

cinema6

Klik kanan di layar gambar .. lalu ubah settingan Brush nya..

Brush menggunakan Soft Round Brush .. ( yang pinggir-pinggirnya keliatan nge-Blur) .. Usahakan Ukuran Master Diameter nya gede.. kira-kira hampir sebesar foto yang diedit..

cinema7

Klik di tengah foto beberapa kali.. kira-kira 2-3 kali lah. kasih merica sedikit.. dan garam secukupnya :)

Sehingga di layer mask tadi ada gambar lingkaran ber Blur..

cinema8

Sekarang supaya gambarnya lebih soft lagi.. Buat layer baru.. warnai dengan warna hitam , Opacity = 50%.

cinema9

Buat layer mask juga di layer yang ini.. caranya seperti yang tadi yaa.. masih inget kan?? kalo gak inget.. silahkan roll lagi ke atas..

cinema10

Terakhir.. Buat kotak dengan Rectangle marquee tool .. lalu Klik Select > inverse sehingga yang ke select sekarang adalah bagian atas dan bawah aja..

Sekarang warnain deh menggunakan Paint Bucket Tool dengan warna hitam ..

cinema11

Hasilnya :

hasil

Saya kasih contoh hasil dengan menggunakan cara-cara diatas :

Sebelum

Sebelum

Sesudah

Sesudah

Ini hasil yang laen

edit foto1

edit photo

Gimana? kayak photographer profesional kan hasilnya ?? hehehe.. Photoshop tea..

Ya udah Selamat mencoba.

Sumber : http://ilmuphotoshop.com/2009/07/27/membuat-efek-cinema-pada-foto/

Selasa, 27 April 2010

10 Ritual Oldig Fotografi

Ini adalah 10 "Ritual" yang Bang RDP (Rarindra Prakarsa) lakukan setiap kali membuat sebuah karya Fotografi.

TIPS 1
EDITING DALAM FOTOGRAFI KREATIF
Menurut bang RDP, dalam fotografi kreatif...posisi Editing ( Oldig ) ada di posisi terakhir dalam Creative Proses.

Urutannya:
1. Previsualization ( Sebelum motret : imajinasi, Ide yang nggak biasa, unik )
2. Eksekusi ( Ketika motret )
3. Editing ( Setelah motret : menyempurnakan imajinasi )

Makanya Bang RDP sering bilang...bahan mentahnya harus udah oke Oldig itu cuman memperkuat "message" dari foto kita.

TIPS 2
KENALI HISTOGRAM
Memeriksa histogram bisa dilakukan ketika sedang memotret atau sesudah memotret. Maksudnya biar kita bisa mengontrol terang (OverExposure) atau gelapnya foto (Under).

Dengan memeriksa histrogram ketika memotret, kita bisa langsung memperbaiki setting kamera jikalau hasilnya terlalu over atau under. Membaca Histogram di Photoshop bisa dari menu Image > Adjustment > Level

Bang RDP memberikan contoh secara LIVE bentuk-bentuk histogram dengan contoh fotonya.

Jadi bagaimana bentuk histogram yang bagus?
Menurut bang RDP nggak ada...tergantung kebutuhan. Kalau hasil akhir yang kita mau Low Key.. pasti grafik histogram mengumpul di kiri. Bentuk histogram yang tidak ideal memang..tapi
itulah style yang kita inginkan..

Contoh histogram :


TIPS 3
GUNAKAN RAW UNTUK HASIL MAKSIMAL
Kalau JPEG..kamera yang mengolah. Sementara RAW..komputer yang mengolah.

Dalam mengolah file RAW bang RDP menggunakan Adobe CS 3...lebih bagus dari
versi sebelumnya ( Cuma saya lupa...secara spesifik bagian mana terutama yang bikin beda dari versi sebelumnya...hehehe)

Setidaknya ada 3 contoh yang diberikan bang RDP:
1. Bisa betulin Over/ Underexposure: Over dan under di CS3 ditandai dengan warna merah dan biru di foto.Dan ini bisa dikoreksi !
2. Vibrance : Bisa betulin skintone secara lokal, tidak mempengaruhi foto secara keseluruahan
3. Sharpen : Menajamkan foto

Yang lain pasti masih banyak..cuman karena waktu presentasi cuman 1 jam belum banyak keluar ilmu RAW nya bang RDP...hehehe


TIPS 4
16 BIT UNTUK WARNA MAKSIMAL
Dengan bit yang tinggi..range warna akan lebih luas. Idealnya dapat bit yang tinggi sudah dari kamera.

Tapi kalau kamera dapatnya 8 bit, untuk merubah ke format 16 bit bisa dilakukan di Komputer dengan Adobe CS3 RAW. Di presentasi itu bang RDP punya contoh semacam color picker yang menunjukkan betapa 16 bit...warnanya jauh lebih lebar dari 8 bit.

TIPS 5
SHARPEN DAN UNSHARP DI DAERAH TERTENTU SAJA
Mainkan ruang tajam dengan sharpen dan unsharp. Kalau dalam presentasi bang RDP menggunakan foto gadis kecil berkerudung dengan 1 sisi mata saja yang terlihat.

Dalam contoh ini saya gunakan foto yang -menurut saya- sejenis dengan foto yang dipakai bang RDP.

Caranya:
1. Duplicate Layer
2. Filter > Blur > Gaussian Blur
3. Hapus pakai eraser

Kata bang RDP..kalau menguasai teknik masking akan jauh lebih efektif.

Foto saya pinjam dari:
http://www.flickr.com/photos/11342334@N02/2612159374



TIPS 6
EKSPERIMEN DENGAN BLENDING MODE
Ada beberapa contoh yang dilakukan bang RDP. Ini yang sempat terekam.

Yang dilakukan bang RDP waktu ngasih presentasi:
1. Foto di Duplicate
2. Dijalankan Levels (tanpa diatur apapun settingnya) di Adjustment Layer
3. Blending: Overlay

Foto saya pinjam dari:
http://www.laskarpelangithemovie.com
Yang di paling depan itu Samson Salah satu tokoh kocak LP yang tergila-gila dengan stereotip pria macho



TIPS 7
WARNA: MOOD VS NATURAL
Mood maksudnya: suka-suka fotografer lagi seneng warna apa.. Natural: Mencari warna senatural mungkin..bukan warna artifisial.

Seingat saya bang RDP memberi 2 contoh.
Pertama mengganti skintone foto bayi dengan Replace Color ( Image > Adjustment > Replace Color ) Yang kedua membuat awan lebih biru dengan blending mode dan selective color.

Contoh dibawah ini saya buat dengan Selective Color ( Image > Adjustment > Selective Color ) untuk mendapatkan daun agar lebih hijau.



TIPS 8
ATUR TERANG GELAP
Mainkan efek terang gelap agar lebih menarik. Dalam presentasi bang RDP menggunakan contoh foto yang dipakai di tips 5.

Untuk efek terang gelap ini yang dilakukan bang RDP:
1. Foto di Duplicate
2. Jalankan Levels
3. Hapus pakai Eraser Tool


TIPS 9
HATI-HATI DENGAN DODGE -BURN
Menggunakan Dodge dan Burn sering dilakukan bang RDP...cuma diingatkan agar hati-hati karena:

1. Bisa tidak rata
2. Bisa over Saturate
3. Bisa over/ under exposure
4. Butuh "Sense"

Waktu itu bang RDP memang tidak mendemokan secara spesifik karena waktunya emang mepet.

TIPS 10
SIMPAN SEBAGAI TIFF
Dianjurkan ketika menyiapkan foto untuk dicetak
disimpan dengan format TIFF dengan alasan:

1 Tidak terkompress..sehingga detail warna tidak banyak yang hilang
2 Bisa menyimpan dalam 8 bit atau 16 bit.

Hal mana kedua poin diatas tidak bisa dilakukan oleh format JPEG.

Sumber : FN
artikel by : Denny Hidayat

Teknik Komposisi

Bisa motret? pasti dijawab, bisa! tapi kalo ditanya, bisa motret dengan bagus? bisa jadi jawabnya rada lama… lalu ragu-ragu sebelum mengambil keputusan mo jawab apa… kalo ga, pasti berakhir dengan pertanyaan, motret dengan bagus itu yang gimana emang?aku juga masi belom mahir2 banget dalam motret memotret… ga bisa bikin teori kalo keadaan cuaca begini musti bukaan segini… pencahayaan segini… nope!! aku cuma bisa ngerasain doang… tapi dari semua pengalaman yang udah aku alami… catet : pengalaman seorang amatir … aku bisa mengatakan satu hal yg paling penting kalo kita mengambil keputusan untuk memotret suatu obyek… yaitu komposisi!emang perlu memikirkan komposisi dalam forografi? hmmm… menurutku ini malah yg paling pertama harus dipikirkan sebelum beranjak ke pencahayaan, kontras, warna dan lain-lain itu… karena kalo komposisi salah, yg ada kamu musti ngulangin motret lagi… iya kan?

Lalu… apa yg musti kamu lakukan dengan komposisi? begini… aku langsung kasi aja cara praktisnya…
memang ga ada yang ngelarang kalo kamu mo ngletakin obyek di tengah2 frame. tapiii, kamu akan membuat sesuatu yang lebih menarik secara komposisi ketika kamu meletakkan obyek agak off-center alias agak ke pinggir dari frame kamu… kenapa? meletakkan obyek di tengah frame akan cenderung memusatkan perhatian di tengah gambar, and thats it! nothing more… dan hasilnya foto akan menjadi datar… tapi dengan meletakkan obyek agak ke pinggir frame… kamu memberi kesempatan kepada para penikmat untuk menjelajah foto kamu itu…
Trus, Ra, gimana caranya?
yah… tetep musti ati2 juga meletakkan si obyek itu kalo mo menggeser titik fokusnya… Kamu bisa coba rumus pertigaan ini… ini udah banyak dipake oleh fotografer2 profesional untuk menghasilkan karya2 yang bagus… pada awalnya teori ini dipake oleh pelukis2 jaman dahulu kala di negeri antah berantah *hayah* …Jadi gini… coba bayangkan frame dibagi menjadi 9 bagian yang sama. Pembaginya adalah dua garis horizontal dan 2 garis vertikal… kemudian letakkan obyek foto kamu, atau obyek yg kamu anggap sebagai “obyek kunci” tepat atau dekat titik pertemuan garis (disebut point of power). Dengan begini, kamu akan membawa mata penikmat ke seluruh gambar, dan membangun komposisi yang lebih balance.bisa diliat di contoh foto berikut… bisa diliat peletakkan itu obyek yg berupa petani yg lagi memanen padinya… dia ada off center di bagian kanan…

coba bandingin dengan yg begini…
kerasa ga “beda” nya… :D













obyek yg mo ditangkap sama… yaitu si petani yg lagi memanen padinya… tapi suasana sawahnya akan lebih terekam kalo memakai komposisi gambar yg pertama… obyek yang biasa bisa jadi “berbicara” banyak kalo komposisinya tepat… mungkin kalo si pemotret lebih berani lagi mengambil pembagian secara ekstrim dengan menempatkan obyek lebih kecil dan merekam sawah yg lebih banyak, mungkin akan foto ini bisa lebih banyak berbicara :mrgreen: …

contoh2 lain foto2 yang menggunakan komposisi rumus pertigaan… yang ini mah hasil unduhan dari mbah gugel…
selamat mencoba!!!!!!

Sumber : http://carratri.wordpress.com/2008/08/11/fotografi-teknik-komposisi/

Tentang Kami

Komunitas Fotografer anak-anak Muda Kota Batam
Disini, Kami berkreasi..
Disini, Kami berekspresi...
Disini, Kami tampilkan karya-karya kami...

Fotografi adalah Hobi kami,
Fotografi adalah Filosofi kami,
Fotografi adalah karya seni yang ingin kami miliki.....

kami hanya ingin belajar untuk menjadi bisa, dengan talenta yang kami punya kami ingin bisa menjadi ahli....

"Mari bersama kita berbagi, bertukar wawasan, menjalin silaturahmi, dengan kesamaan rasa, hobi yaitu fotografi kita buat sebuah Prestasi"

Di ujung Kota


Photo By : Bayu

Senin, 26 April 2010

Teknis Fotografi & Fungsinya

Fotografi bukan segalanya tentang kamera. Dikatakan bahwa fotografi adalah seni bermain dengan cahaya. Tanpa adanya cahaya, maka mustahil fotografi itu ada. Menghasilkan sebuah gambar yang bagus, harus memiliki visi yang kuat dalam hal ‘melihat’. Memperhatikan cahaya, komposisi dan momen adalah hal-hal yang penting untuk diperhatikan dalam membuat foto yang dapat dikategorikan ‘bagus’.

Namun, sepertinya mustahil dapat menghasilkan foto seperti itu jika tidak mengenal dan memahami dari masing-masing teknis fotografi dasar. Fotografi memang bukan segalanya tentang kamera, namun kamera adalah alat untuk menyalurkan visi kita itu. Maka, sekiranya perlu mengenal dan memahami bagaimana kamera bekerja.

Tugas utama dari kamera adalah mengatur intensitas cahaya yang masuk dan pada akhirnya mengenai film/sensor (selanjutnya saya sebut medium). Apabila, kamera mengizinkan terlalu banyak cahaya yang masuk maka medium akan terbakar (overexposed). Dan sebaliknya. Bagaimana agar cahaya yang masuk itu tidak berlebih dan tidak kurang, atau dengan kata lain ‘pas’. Berikut saya jabarkan satu-satu.

Aperture
Atau yang sering juga disebut dengan difragma atau bukaan lensa adalah berfungsi untuk mengatur seberapa besar lensa akan terbuka. Fungsi ini lebih tepatnya terletak pada lensa. Logikanya, semakin besar bukaannya, maka akan semakin banyak cahaya yang akan masuk. Seperti sebuah kran air. Semakin besar kita buka keran tersebut maka akan semakin banyak air yang akan keluar.

Penulisan Aperture yang benar adalah f/x. Sehingga apabila dikatakan nilai Aperture-nya adalah 5.6, maka penulisan yang benar adalah f/5.6. Jadi jangan bingung apabila ada yang bilang bahwa bukaan lensa 2.8 lebih besar dari bukaan lensa 5.6. Karena kalau secara penulisan matematisnya memang benar khan? (f/2.8>f/5.6) Tapi kebanyakan kita malas untuk bilang f/2.8 atau f/5.6, karena kita orangnya simpel sih…

Efek Samping dari Aperture
Seperti obat batuk yang memiliki efek samping, begitu juga dengan aperture. Efek sampingnya adalah semakin besar bukaan lensa, maka akan semakin kecil daerah fokusnya. Dan sebaliknya. Daerah fokus inilah yang biasa dikenal dengan DOF (Depth of Field).

Shutter Speed
Atau yang biasa disebut juga dengan speed atau kecepatan rana bertugas untuk mengatur berapa lama mirror terbuka lalu menutup kembali untuk membatasi berapa banyak cahaya yang akan masuk. Seperti teori keran, apabila kita membuka keran terlalu lama, maka wadah penampung air tadi akan kelebihan sehingga akan meleber keluar. Kalau dalam kasus fotografi, medium akan terbakar.

Penulisan shutter speed yang benar adalah 1/x. Sehingga apabila dikatakan bahwa sebuah foto menggunkanan speed 60, maka penulisannya yang benar adalah 1/60 detik. Jadi jangan bingung kalau dikatakan bahwa speed 60 lebih cepat dibandingkan 30. karena secara penulisan matematis memang begitu khan?

Efek Samping dari Shutter Speed
Seperti berpacaran yang memiliki efek samping, seperti sulit melirik wanita/pria lain, begitu juga dengan shutter speed. Semakin cepat shutter speed, maka akan gambar akan semakin terlihat diam (freeze). Dan sebaliknya, apabila speed terlalu lamban gambar akan terlihat blur dikarenakan gerakan yang terlalu cepat, sehingga objek terlihat bergerak sangat cepat.


ISO atau ASA
Adalah tingkat sensitifitas medium dalam menerima cahaya. Semakin tinggi nilainya, maka akan semakin tingkat sensitifitasnya. Artinya, apabila kita merubah nilai ISO atau ASA ini menjadi lebih tinggi, sedangkan aperture dan speednya tidak diubah, maka medium akan menerima cahaya lebih banyak. Dan sebaliknya.

Efek Samping ISO atau ASA
ISO adalah tingkat sensitifitas sensor (medium), sedangkan ASA adalah tingkat sensitifitas film (medium), jadi perbedaannya hanya dimediumnya saja. Tapi logikanya sama. Kecuali efek sampingnya. Dimana apabila menggunakan film ASA tinggi, maka gambar akan terlihat grainy (berbentuk titik kecil namun banyak). Sedangkan penggunaan ISO tinggi akan menghasilkan noise (seperti bentuk cacing namun banyak). Sedikit aja udah geli apalagi banyak =)

Sumber : http://arc-en-ciel.do-talk.com/photography-f22/teknik-teknik-fotografi-t172.htm

Kamis, 08 April 2010

Pengertian Fotografi

Fotografi (dari bahasa Inggris: photography, yang berasal dari kata Yunani yaitu "Fos" : Cahaya dan "Grafo" : Melukis/menulis.) adalah proses melukis/menulis dengan menggunakan media cahaya. Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya. Alat paling populer untuk menangkap cahaya ini adalah kamera. Tanpa cahaya, tidak ada foto yang bisa dibuat.

Prinsip fotografi adalah memokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan sehingga mampu membakar medium penangkap cahaya. Medium yang telah dibakar dengan ukuran luminitas cahaya yang tepat akan menghailkan bayangan identik dengan cahaya yang memasuki medium pembiasan (selanjutnya disebut lensa).

Untuk menghasilkan intensitas cahaya yang tepat untuk menghasilkan gambar, digunakan bantuan alat ukur berupa lightmeter. Setelah mendapat ukuran pencahayaan yang tepat, seorang fotografer bisa mengatur intensitas cahaya tersebut dengan merubah kombinasi ISO/ASA (ISO Speed), diafragma (Aperture), dan kecepatan rana (speed). Kombinasi antara ISO, Diafragma & Speed disebut sebagai pajanan (exposure).

Di era fotografi digital dimana film tidak digunakan, maka kecepatan film yang semula digunakan berkembang menjadi Digital ISO.

Suber : Wiki